aqu

Contoh proposal


PROPOSAL ACARA
PAGELARAN SENI PANGGUNG GEMBIRA
SMA N 1 KEBUMEN

I.Pendahuluan
Seni merupakan suatu yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk yang penuh imajinasi. Tetapi akankah predikat indah yang dimiliki seni akan dapat dipertahankan mengingat budaya barat yang semakin merajalela bahkan hampir menggeser keberadaan seni dan budaya bangsa yang penuh makna dan berfariasi.
Dalam era modernisasi tak lepas dari pandangan yang selalu tertuntut kepada kemajuan zaman, maka dalam event semacam ini selalu tertuntut kepada kaderisasi muda yang memiliki skill, kemauan serta mental yang membawa khususnya kepada para pelajar yang memiliki kemauan kuat untuk mencapai cita-citanya namun semua ini tidak hanya mengenyam pendidikan di institusi pendidikan yang terkenal, karena kecerdasan bukanlah suatu faktor yang membawa kepada kesuksesan tanpa diiringi oleh skill, keuletan, emosional, kemauan serta moral yang tinggi yang di konfirmasikan dalam satu wujud untuk menunjang masa yang akan datang yang bersifat progresif.
Amanah dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada siswa membutuhkan kesadaran dan dedikasi tinggi dalam menunaikan hal tersebut. Kecerdasan tidak terbukti cukup sebagai bekal keberhasilan kerjanya, justru pengalaman dan segenap kecerdasan emosional, sabar, giat, tekun, cekatan, tanggap merupakan modal besar keberhasilannya.
Dalam rangka melatih dan mendidik siswa-siswa SMA N 1 Kebumen, memang dibutuhkan kegiatan berkesinambungan yang bersifat mendidik. Maka dengan berbagai aktivitas, semua segenap siswa kelas sebelas IPS terlibat di berbagai macam aktivitas. Selain untuk mendidik mental dan sikap siswa, juga menjadi contoh bagi adik-adik kelas dalam menuangkan karyanya, membahasakan karsa untuk menjalin sportivitas, komunikatif, dan solidaritas. Persatuan antar mereka yang berbeda watak dan berbeda ras.

II.Latar Belakang
Adapun pagelaran ini dianggap perlu setelah diadakan berbagai analisis sebagai berikut:
1.Bakat dan kreatifitas seni para siswa ialah suatu potensi yang perlu dikembangkan, dimana pergerakan pemuda di berbagai bidang, khususnya dalam bidang seni dan ketrampilan.
2.Pentingnya melestarikan pagelaran seni bagi siswa kelas sebelas IPS
3.Melestarikan dan membangkitkan kesenian yang positif yang berkreasi tanpa lepas dari norma-norma agama.

III.NAMA DAN TEMA ACARA
Kegiatan ini bernama: “Pagelaran Seni Panggung Gembira Siswa SMA N 1 Kebumen, yang bertemakan “Berkreasi dalam bidang yang positif untuk menjadi generasi muda yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa”.

IV.DASAR PEMIKIRAN
Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran Pagelaran Seni Panggung Gembira Siswa Kelas Sebelas IPS SMA N 1 Kebumen ini adalah sebagai berikut:
1.Sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan YME atas kenaikan kelas siswa kelas sebelas SMA 1 Kebumen.
2.Mempertajam daya imajinasi siswa-siswi untuk menciptakan hal yang baru.
3.Meningkatkan tali persaudaraan antar siswa-siswa kelas sebelas.
4.Mengembangkan kreativitas dan imajinasi potensi siswa.
5.Melatih semangat juang yang tak kenal lelah.

V.MOTTO
“Siap memimpin dan siap dipimpin”
“Never giving up before reaching the star in the sky”
“Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas”

VI.TUJUAN
Pagelaran Seni Panggung Gembira Siswa Kelas sebelas IPS SMA N 1 Kebumen bertujuan:
1.Melestarikan kreasi seni siswa kelas sebelas IPS SMA N 1 Kebuemen.
2.Menggali nilai-nilai yang terkandung di dalam pementasan seni tersebut sehingga dapat menjadi suri tauladan dan motifitas dalam melahirkan pemuda agamis yang kreatif dan aktif bagi generasi yang akan datang.
3.Menstimulasi kader pemuda dalam meningkatkan kreatifitas dan skill yang mantap.



VII.SASARAN
Panggung Gembira Siswa Kelas sebelas IPS SMA N 1 Kebuemen kepada 2 hal:
1.Siswa kelas sebelas.
2.Siswa kelas 10 dan 12 sebagai partisipasi.

VIII.LOKASI DAN WAKTU
a.Lokasi
Pagelaran Seni Panggung Gembira Siswa Kelas sebelas SMA N 1 Kebumen akan diselenggarakan di lapangan SMA N 1 Kebumen.


b.Waktu
Acara Pagelaran Seni Panggung Gembira ini akan diselanggarakan pada langgal 30 Oktober 2009.

IX.SUSUNAN ACARA
a.Susunan Acara
Susunan acara dalam pementasan seni ini sebagai berikut:




WAKTU ACARA
08.45-09.00 Band kelas 10
09.00-09.15 Band kelas 12
09.15-09.30 Band kelas 11
09.30-09.35 Pembukaan
09.35-09.45 Sambutan kepala sekolah
09.45-09.50 Sambutan ketua panitia
09.50-10.20 Penampilan kelas XI IPS 1
10.20-10.50 Penampilan kelas XI IPS 2
10.50-11.20 Penampilan kelas XI IPS 3
11.20-11.50 Penampilan kelas XI IPS 4
11.50-12.00 Penutup


X.PANITIA PELAKSANA
Ketua panitia : Annurul Iqbal
Wakil ketua : Diana Kusmayanti Setyajati
Sekertaris : Surandari Saputri
Bendahara : Rensi Permatasari
Sie humas : Frestiana
Sie konsumsi : Luthvi Nirma Alfianai
Sie dokumentasi : Nadim Agam Thoifur
Sie perlengkapan : Rajib Farurahman




XI. ALOKASI DANA
a. Rencana pemasukan:
1. Dana sekolah Rp 6.000.000,00
2. Iuran siswa kelas sebelas IPS Rp 1.440.000,00
Sponsorship / Sumbangan Donatur Rp 227.000,00+
Rp 7.667.000,00
b. Rencana pengeluaran:
Kesekretariatan Rp 455.000,00
Konsumsi Rp 5.720.000,00
Dekorasi Rp 490.000,00
Dokumentasi Rp 52.000,00
Humas Rp 340.000,00
Perlengkapan Rp 700.000,00+
Jumlah Rp 7.667.000,00


XII. PENUTUP
Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi kami atas partisipasi Bapak / Ibu serta rasa terima kasih kami ucapkan atas segala tanggapan dan bantuannya dalam terselenggaranya acara kami.

Ketua


ANNURUL IQBAL Sekretaris


SURANDATI SAPUTRI

Mengetahui;
Pembimbing


Drs. ISTIQOMAH
























PROPOSAL
TUGAS BAHASA INDONESIA








Oleh:
1. Diana Kusmayanti Setyajati (03)
2. Indah Ambar Fitria (11)
3. Lintang Jati Rahina (12)
4. Nindya Aprilia (20)



SMA N I KEBUMEN

RESENSI NOVEL "RUMAH FOSIL"


Corrin Nona Matahari


Judul : Rumah Fosil
Pengarang : Azzura Dayana
Penerbit : Gema Insan, Jakarta,Cetakan, Oktober 2005
Tebal : 180 Halaman
Harga : Rp 10.000,00




Novel bejudul rumah fosil ini, dikarang oleh Azzura Dayana yang memiliki nama asli Yana Mariana. Ia lahir pada 17 Maret 1983. Ia telah membiasakan diri menulis dongeng anak-anak sejak duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar. Kegemarannya menulis sempat terhenti ketika SMP dan SMA. Pada November 2000 ia ikut serta dalam terlahirnya FLP (Forum Lingkar Pena) wilayah Sumatra Selatan. Pada tahun 2003, penyuka warna biru ini berhasil memenangkan juara ke tiga Sayembara Penulisan Novel Remaja tingkat nasional Gema Insan dengan novel remaja berjudul Alabaster yang mengambil setting di Canberra dan Adeliade, Ausatralia.
Novel ini mengambil tema tentang kehidupan remaja yang Islami. Novel dibuka dengan masalah utama. Farah, seorang gadis kelas II SMA yang cinta kemoderenan harus pundah ke rumah bekas Belanda kerena rumahnya yang lama telah dijual. ” Apa? Pindah ke rumah kuno yang kayak rumah tikus itu? Amit-amit, Papa mau Farah berubah jadi Mickey Mouse?” Farah membelalakkan matanya ketika Papa dan Mama mamutuskan untuk membeli rumah peninggalan Belanda itu empat hari yang lalu.” (hlm. 14).
Penulis menggambarkan betapa sulitnya seorang yang memiliki sifat konyol berusaha untuk serius. Farah berusaha dengan keras untuk dapat keluar dari rumah fosil tersebut. Ia mencari kristal hati yang membawa kebahagiaan, menungu bintang jatuh, dan kursus serius pada Bu Andromeda guru Bahasa Inggris Farah yang baru.
Dalam novel ini penulis menceritakan tentang pengungkapan misteri rumah fosil. Farah penemuan sebuah buku harian pemilik rumah fosil tersebut yang berisi tentang persahabatan antara Corrin seorang nona Belanda dan Hayati seorang pribumi yang ingin bersekolah. Mereka berdua berusaha agar Hayati dapat melanjutkan sekolahnya. Hayati menjuluki Corrin sebagai Nona Matahari. ”Selama ini aku belajar sendiri untuk diriku sendiri. Aku ingin mengamalkan ilmu yang kumiliki, membagi dengan lainnya. Bagitu orang cerdas dan memiliki banyak ilmu dalam dirinya, dia bagaikan matahari, cerah. Makanya kau kukatakan seperti matahari. Tapi jika ilmu itu hanya dipendam saja, tidak diamalkan, dan disebarkan, maka ia akan menjadi sebuah bintang biasa. Lama kelamaan, ilmu yang terpendam itu akan berkurang dengan sedirinya, terlupakan, lalu hilang. Maka dia itu ibarat sebuah bintang jatuh. Bintang jatuh ke bumi, lalu mati dan tidak bersinar lagi.”(hlm. 98). Sedangkan Corrin menjuluki Hayati sebagai Nona Kincir Angin. ”Kalau dia menyebutku matahari, maka ia kukatakan kincir angin. Ya, kincir angin di atas tanah polder yang tak henti berputar, bergerak. Sebab jika tak ada lagi aliran angin—getran naluri sanubarinya—maka hidup ini, dunia ini akan mati. Ia ”kincir angin” kecil yang kokoh, yang selalu bercita-cita menjadikan ”tanah” negerinya ”rata” dan ”gembur”. (hlm. 154).
Layaknya novel remaja, novel ini juga menceritakan tentang kisah cinta antara Farah dan penggemar rahasianya yang bernama Revaldo. Revaldo sering mengiriminya surat. ” Aku cinta kamu, Farah. Cintaku sedalam Atlantik, segede kapal Titanic. Kalau kamu nggak percaya, lebih baik aku nekat bunuh diri di sungai Musi dan arwahku akan gentayangan ke rumahmu tiap malam minggu! R.” (hlm. 44).
Tema Islami yang diangkat penulis tergambar saat Farah menolak Revaldo. “ Kamu mungkin belum tahu, dalam hidup ini gue punya pendirian. Begini-begini, gue tetap seorang muslimah yang harus menjaga nama baik. Dan menurutku, pacaran bukanlah sebuah tindakan yang baik. Kalau gue nekat pacaran juga, itu berarti gue akan merusak citra muslimah sedunia! Berarti gue egois! Apalagi, masa depan hubungan yang namanya pacaran itu tak pernah jelas manfaat dan tujuannya. Gue minta lu ngerti.” (hlm. 119).
Kesan dramatis terlihat pada ending-nya. Ketiak Farah sakit, Papa memberitahukan bahwa ia akan menjual rumah fosil kepada Bu Andromeda yang ternyata cicit Nona Matahari. Mendengar berita itu, Farah justru sedih. Ia menceritakan semua usahanya dan perasaannya sekarang, yang seharusnya bahagia tetapi justru sedih. Akhirnya Papa membatalkan perjanjian jual beli yang akan ditandatangani esok harinya, dan keluarga Farah pun tetap tinggal di rumah fosil.
Novel tersebut meniliki kelebihan pada penggunaan bahasa yang komunikatif sehingga pembaca tidak bosan dan mudah memahaminya. Selain itu novel remaja ini bernafaskan Islami terbukti dengan digunakannya istilah islami seperti tilawah, ayat kursi, dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan keimanan. Kekurangan nivel ini terletak pada alurnya yang campuran sehingga membingungkan pembaca.
Bila kita membaca novel ini kita dapat mengambil pelajaran berharga dari novel tersebut. Pertama, kita harus mendengarkan kata hati untuk mendapatkan kebahagiaan. Kedua, kita tidak boleh mudah percaya terhadap hal-hal mistik yang tidak masuk akal, percayalah hanya kepada Allah. Ketiga, kita harus mensyukuri setiap takdir kita. ”Di sinilah letak kreatifitas kita, Rah. Manakala kita menemukan atau mendapatkan sesuatu karena kita telah ditakdirkan oleh Allah, maka buatlah ia berharga. Kalau kita bisa mencintainya karena telah kita ubah menjadi indah secara kreatif, kenapa kita tidak lakukan? Kalau kita bisa bangga karena kelebihan yang akhirnya kita peroleh, kenapa tidak kita kejar kebanggaan itu? Cinta, bangga dan bahagia, Rah.” (hlm. 81). Keempat, lebih baik berikhtiar, berusaha sendiri dengan terus berdoa kepada Tuhan daripada memohon kepada bintang jatuh. Jadi, novel ini mengajarkan kita tentang menghargai apa yang telah kita dapatkan.

GEGURITAN

PANGANTU-ANTU



Dening Waluyo


Bagaskara madhangi mayapada
Bis pating sliwer
Pating brengok
Antarane suwara uwong uga mesin
Kebul buleg saka knalpot
Aku ngadeg njegegreg kaya reca
Mataku jlalatan mrana-mrene
Muga tumbuk karo kang dak-karepake
Embuh bis pira wae kang liwat
Saben bis teka dak-pandengi
Apa meneh bis sing biasa mbok-tumpaki
Suwe-suwe ora kuwat
Kang wis janji ora katon
Jroning ati misuh
Pangantu-antuku tetep
Isih ddadi pangantu-antu

Kapethik Saka : Joko Lodhang, 22 Januari 2005


IBU PERTIWI

Dening Sendang Mulyono



Sarwa subur kang tinandur
Sarwa mekar kang sinebar
Gemah ripah loh jinawi
Gunggunge ibu pertiwi

Nagndut pirang-pirang jimat sejati
Lamun tinata titi
Murakabi
Kabeh janma titahing G usti

Warna endah kang gumelar
Gunung lan samodra jejer-jejer
Kadya sesotya edi gumelar
Sinawang gawe ati kagiwang
Siniram cahyaning bagaskara
Sumusup memanasi balung sungsum

Nanging akeh manungsa kang ora perduli
Srakah
Njarah
Kabeh dibabati
Kabeh digerogoti
Ora eling tembe buri

Oh,Ibu Pertiwi
Aja nangis
Isih ana aku kang tresna
Lan greksa
Sliramu


Kapethik saka : Sinau Basa Jawa , kaca 94.

PEMBUKAAN UUD


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945

Pembukaan


Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hikayat Diangkat Kembali Jadi Raja

Alkissah, maka tersebutlah perkataan baginda tatkala ia membuangkan dirinya itu. Berapa lamanya ia berjalan itu, maka baginda pun sampailah kepada sebuah negeri yang amat besar kerajaannya. Maka baginda pun duduklah di luar kota negeri itu. Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembalilah kerahmatullah. Maka ia pun tiada beranak, seorang jua pun tiada. Maka segala menteri dan hulubalang dan orang-orang besar dan orang kaya-kaya dan rakyat sekaliannya berhimpunlah dengan musyawarat mupakat sekaliannya akan membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja, manggantikan raja yang telah kembali kerahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada seorang menteri yang tua daripada menteri yang banyak itu. Maka ia pun berkata, katanya. ”Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak berkata?” Maka segala menteri dan hulubalang itu pun tersenyum seraya berkata, ”Jika sungguh tuan hamba bersaudarakan hamba sekalian ini, dengan tulus dan ikhlas, hendaklah tuan hamba katakan, jika apa sekalipun.” Setelah itu maka menteri tua itu pun berkatalah, katanya, ”Bahwasanya hamba ini ada mendengar, tatkala hamba lagi kecil dulu, perkataan marhum yang tua itu; maka sabdanya, marhum itu, ”Adapun akan negeriku ini, jikalau tiada lagi rajanya, maka hendaklah dilepaskan gajah kesaktian itu, barang siapa yang berkenan kepadanya, ia itulah rajakan olehmu, supaya sentosa di dalam negeri ini.” Setelah didengar oleh sekalian menteri dan hulubalang itu akan kata menteri itu, maka sekalinya pun berkenanlah di dalam hatinya kata itu.
Hatta, maka pada ketika yang baik, maka gajah kesaktian itu pun dikeluarkan oranglah dengan alatnya. Setelah sudah, maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian pun segeralah mengiringkan gajah itu dengan alat kerajaan, daripada payung ubur-ubur dan hamparan daripada suf salakat ainalbanat di atas gajah itu. Setelah itu maka seketika itu juga sampailah ia kepada tempat baginda dua suami istri itu.
Kalakian, maka baginda pun terkejut seraya menetapkan dirinya. Maka gajah itu pun segeralah datang, menundukkan kepalanya, seolah-olah orang sujud rupanya kepada baginda itu. Maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat itu pun bertelut menjunjung duli seraya berdatang sembah, ”Ya tuanku syah alam, patik sekalian memohonkan ampun beribu-ribu ampun ke bawah duli syah alam yang mahamulia. Adapun patik sekalian ini telah menyerahkan diri patik, dan negeri ini pun patik serahkan ke bawah syah alam.”
Setelah baginda mendengar demikian sembah sekalian mereka itu, maka baginda pun terlalualah sukacitanya seraya titahnya, ”Hai sekalian tuan-tuan, apa mulanya maka demikian halnya, tuan-tuan ini?”
Maka sembah segala menteri dan hulubalang itu, ”Ya tuanku syah alam, adapun negeri patik ini telah tiadalah rajannya, telah sudah kembali kerahmatullah taala. ”Maka dipersembahkannyalah daripada permulaannya datang kepada kesudahannya itu.
Syahdan, maka baginda pun terlalulah sukacita hatinya mendengar sembah menteri dan hulubalang itu. Maka seketika lagi baginda pun menceritakan hal-ihwalnya pergi membuangkan dirinya itu. Segeralah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekaliannya mendengar cerita baginda itu, maka mereka itu pun terlalulah sukacita hatinya, maka katanya, ”Raja besar juga rupanya duli baginda ini.” Setelah sudah maka sembah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian itu, ”Baiklah segera tuanku naik ke atas gajah ini, supaya patik sekalian mangirimkan tuanku ke dalam negeri.”
Arkian, maka baginda dua suami istri itu pun naiklah ke atas gajah itu, maka perdana menteri pun mengembangkan panyung kerajaan. Setelah sudah maka segala hulubalang pun mengerahkan segala rakyat memalu segala bunyi-bunyian, gegap gempita bunyinya, terlalu ramainya. Maka baginda dua suami istri itu pun diarak oranglah lalu masuk ke dalam negeri, diiringkan oleh segala menteri dan hulubalang, rakyat hina dena, kecil dan besar, tua dan muda sekaliannya.
Apabila sampailah ke istana, maka sekalianya itu pun habislah menjunjung duli baginda. Arkian, maka baginda pun terlalu adilnya dan murahnya serta dengan tegur sapanya akan segala rakyat, jikalau miskin kaya sekalipun, sama juga kepadanya. Maka negeri itu pun sentosalah. Demikianlah adanya.
(Hikayat Bachtiar)
Copyright 2009 day_ana. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy